Jumat, 26 April 2013

Ini Adalah Awal...


Saat itu saya kelas 3 SMP, Saya bertemu teman baru dan seiring berjalannya waktu Saya mulai sering bermain dengan teman-teman baru saya itu. Disaat saya sudah mulai akrab dengan mereka, Saya mengajak teman wanita yang satu sekolah dengan Saya untuk ikut bergabung dengan kami. Disaat kami sedang kumpul bersama, Erin (nama teman wanita saya) melihat seorang lelaki. Saat pertama kali dia melihat lelaki itu dia langsung merasa tertarik dengannya. Dan ternyata lelaki yang dia sukai itu adalah teman dari teman-teman baru saya.
Erin mulai berani menunjukkan rasa ketertarikannya pada Dwi (lelaki yang disukai Erin). Dan ternyata lelaki itu menyambutnya. Singkat cerita dia pun akhirnya berpacaran.
Setelah sebulan mereka berpacaran erin mulai menunjukkan sifat aslinya yang ternyata membuat Dwi merasa tidak nyaman. Erin sangat kekanak-kanakkan, egois, dan selalu menyalahkan Dwi. Mungkin karena saat itu Erin masih belum dewasa sehingga pikirannya pun masih labil. Sedangkan jarak umur antara Erin dan Dwi terpaut 7 tahun.
Karena tidak tahan dengan sifat Erin yang seperti itu akhirnya Dwi memutuskan untuk berbagi cerita dengan saya. Dwi mengatakan sudah tidak tahan lagi berhubungan dengan Erin. Tapi disisi lain dia pun sudah terlanjur cinta dengan kekasihnya itu. Sebagai teman, saya pun memberikan saran terbaik untuk hubungan mereka. Dan ternyata semakin hari sifat buruk Erin itu semakin menjadi-jadi. Dwi pun hampir setiap hari selalu bercerita dan minta saran dengan saya untuk hubungan mereka. Mungkin karena intensitas bertemu antara saya dengan Dwi bertambah dan Dwi pun merasa nyaman bercerita dengan saya, akhirnya Dwi merasakan satu perasaan lebih kepada saya.
Sejak dulu saat saya bertemu dengan Dwi tidak ada sedikit pun perasaan lebih untuk dia. Bahkan disaat intensitas bertemu kami bertambah karena dia ingin menceritakan masalah dengan kekasihnya, perasaan saya pun masih sama. Sampai pada akhirnya Dwi mengutarakan perasaannya kepada saya. Saat dia mengutarakan perasaannya itu saya sedikit marah. Karena pada saat itu hubungan dia dengan Erin belum berakhir, disamping itu saya juga tidak memiliki perasaan sama sekali dengannya. Saya benar-benar hanya menganggap dia seorang teman yang sedang membutuhkan tempat untuk mendengarkan segala keluh kesah dia.
Tiga bulan berlalu, akhirnya Dwi dan Erin sudah memutuskan untuk saling berpisah. Saya pun sudah mulai jarang berhubungan dengan Dwi, bahkan hanya untuk sekedar SMS. Pada saat itu juga saya dan Erin sedang sibuk mempersiapkan diri untuk UN (Ujian Nasional).
Tidak terasa akhirnya saya dan Erin sudah masuk SMA. Saya dan Erin sudah tidak satu sekolah lagi. Karena kami sudah tidak satu sekolah lagi kami jadi jarang bertemu dan menjalani hidup masing-masing dengan teman baru kami.
Dipertengahan kelas satu SMA Dwi tiba-tiba menghubungi saya kembali. Saya pun menanggapinya sebagaimana seorang teman biasa. Tidak berapa lama dari itu Dwi pun kembali mengungkapkan perasaannya kembali kepada saya. Disana saya bingung, satu sisi saya tidak memiliki perasaan lebih dengannya, tapi disisi lain teman baru saya di SMA menyuruh saya untuk menerimanya. Karena saya sudah lama tidak menjalin hubungan dengan lelaki. Akhirnya saya memutuskan untuk menerimanya. Namun karena saya memang benar-benar tidak memiliki perasaan lebih sama sekali dengannya, tiga hari kemudian saya memutuskan untuk berpisah dengannya. Yaa.. hubungan kami hanya berjalan tiga hari. Pada saat itu Dwi marah sekali dengan saya. Dia merasa saya mempermainkan perasaannya. Tapi apa mau dikata, saya memang hanya menganggap dia seorang teman.
Setelah kejadian itu Dwi benar-benar tidak menghuungi saya sama sekali. Sebenarnya saya merasa sangat tidak enak. Karena awalnya hubungan kami sangat baik, tetapi sekarang kami seolah menjadi musuh.
Setelah sekian lama saya tidak main bersama dengan Erin, akhirnya suatu hari saya dan Erin memutuskan untuk bertemu. Bertemu hanya untuk sekedar berbagi cerita saat SMA. Disaat kami bertemu Erin meminjam HP saya. Dan tanpa sengaja dia melihat nomor HP Dwi di HP saya tertulis ‘Mantan Dwi’. Saat itu dia sangat terkejut, bahkan dia merasa saya sudah mengkhianatinya. Dengan susah payah saya menjelaskan yang sesungguhnya, bahwa saya benar-benar tidak memiliki perasaan sama sekali dangan Dwi. Dan sampai akhirnya dia pun mengerti. Selang beberapa menit dari kejadian tadi tiba-tiba Erin berkata kepada saya “sebenernya dari awal gue udah ngerasa kalau Dwi itu sukanya sama lu, bukan sama gue. Makanya gue sering berantem sama dia. Sebenernya yang gue ributin sama dia itu yaa lu. Gue ribut itu karena gue cemuburu sama lu”. Setelah saya mendengar kata-kata Erin barusan saya sangat terkejut. Saya tidak menyangka ternyata selama ini hubungan mereka tidak berjalan baik itu karena saya.
Tidak terasa saat ini saya sudah berada dipertengahan kelas dua SMA. Setelah pertemuan saya dengan Erin saat itu saya masih jarang bertemu dengannya. Tapi hubungan kami tetap berjalan baik walaupun Erin sudah mengetahui semuanya. Dan tidak berjauhan dari itu Erin sekeluarga pindah ke Bandung. Saya pun jadi semakin jarang bertemu dengannya.
Saat itu saya tau kalau Erin dan Dwi ternyata sudah saling berteman. Mereka berhubungan baik. Saat itu saya merasa iri, kenapa dengan Erin dia bisa berteman baik sedangkan dengan saya dia tidak mau berteman. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menghubungin Dwi duluan. Saya ingin meminta maaf dengannya karena dulu saya memperlakukan dia seperti itu. Disamping itu pula saya tidak ingin bermusuhan dengan dia. Karena awalnmya hubungan kami berteman baik. Tanpa diduga dia membalas SMS saya. Intinya dia sudah melupakan kejadian itu dan ucapan dia dulu hanya emosi sesaat. Saya pun lega karena hubungan kami sudah normal kembali.
Tidak lama dari hubungan normal kami Dwi mulai sering lagi menghubungi saya. Saat itu adalah bulan Ramadhan ditahun 2009. Dan tidak terasa sudah tiba Idul Fitri. Disaat hari raya itu saya diundang olehnya  untuk bersilaturahmi dengan keluarganya. Dan saya pun akhirnya datang kerumahnya. Tidak lama dari itu saya kembali kerumah. Dan malamnya tiba-tiba dia menelepon saya. Dan setelah panjang lebar kami bercerita di telepon tanpa saya duga Dwi langsung mengutarakan perasaannya lagi kepada saya. Saya terkejut, sangat terkejut. Saat itu saya tidak langsung menjawab. Saya meminta waktu untuk berpikir. Dia pun akhirnya mematikan teleponnya agar saya bisa berpikir. Saat dia mematikan teleponnya saya langsung menghubungi teman SMA saya. Saya menceritakan semuanya. Dan teman SMA saya menyuruh saya untuk menerimanya kembali. Tapi disana saya takut terulang kejadian seperti dulu yang hubungan kami hanya berjalan tiga hari dan setelah itu hubungan kami menjadi tidak baik. Namun teman saya meyakinkan saya kalau itu tidak akan terjadi. Akhirnya tidak berapa lama Dwi menelepon saya kembali dan meminta jawaban. Dan saat itu saya langsung menjawab kalau saya mau menjalin hubungan dengan dia.
Di hari raya Idul Fitri tepat pada tanggal 20092009  saya kembali menjalin hubungan dengan dia. Dan saya sangat tidak menyangka bahwa hubungan kami masih berlanjut sampai sekarang. Erin sudah mengetahui kalau saya kembali berhubungan dengan Dwi. Dan dia pun tidak marah dengan saya. Bahkan disaat saya kembali dengan Dwi, Erin bilang dengan saya jangan sampai saya menyia-nyiakan Dwi. Karena Dwi itu adalah orang yang sangat baik. Saya harus menjaganya.
Ini adalah awal dari cerita Saya dan Dwi. Entah dimana akhir dari cerita ini, tapi yang pasti tiga setengah tahun bersama dengan dia, saya sudah cukup yakin bahwa dia adalah orang yang baik untuk saya. Karena jika dia bukan orang yang baik untuk saya. Tidak akan selama ini saya mempertahankan dia untuk bersama dengan saya.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar